Nikah di KUA GRATIS, di luar KUA membayar Rp 600 rb, disetorkan langsung ke Bank ZONA || INTEGRITAS KUA, tolak GRATIFIKASI dan KORUPSI. Laporkan jika terbukti! || Waspadai penyebaran paham keagamaan menyimpang, awasi lingkungan! || Bayarkan zakat anda melalui BAZNAS maupun LAZ yang berizin! ||

News 240317

Menteri Agama: Presiden Jokowi Akan Resmikan 6 UIN Baru

Kamis, 23 Maret 2017 | 20:28 WIB
Menteri Agama: Presiden Jokowi Akan Resmikan 6 UIN Baru TEMPO.CO, Medan - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat akan meresmikan enam Universitas Islam Negeri (UIN) baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan keislaman di Tanah Air.


"Keenam UIN itu ditingkatkan statusnya dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN)," ujar Lukman Hakim Saifuddin seusai meresmikan gedung kuliah bersama milik Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara di Medan, Kamis, 23 Marte 2017.

Baca juga: Soal Santunan Korban Crane Mekah, Menag: Kita Diminta Bersabar

Adapun enam IAIN yang diresmikan menjadi UIN itu adalah IAIN Sultan Thaha Saifuddin di Jambi, IAIN Imam Bonjol di Padang, IAIN Raden Intan di Bandar Lampung, IAIN Sultan Maulana Hasanuddin di Banten, IAIN Antasari di Banjarmasin, dan IAIN Mataram di Nusa Tenggara Barat.




Peresmian dan pengembangan perguruan tinggi Islam merupakan salah satu bentuk antisipasi, sekaligus mengakomodasi lulusan madrasah dan pesantren. Setiap tahunnya, ribuan pemuda menyelesaikan pendidikannya di tingkat madrasah dan pesantren yang membutuhkan perguruan tinggi Islam untuk melanjutkan pendidikannya.

Jumlah tersebut dapat dilihat dari jumlah madrasah dan pesantren yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Indonesia. Data Kementerian Agama pada 2016, jumlah madrasah di Indonesia mencapai 49.337 dan pesantren sebanyak 28.194 unit. "Itu pendataan tahun lalu, sekarang kemungkinan bertambah," kata Menteri Lukman.

Simak pula: Menteri Lukman: Jangan Gunakan Agama Alat Penebar Kebencian

Selain peresmian enam UIN, Kementerian Agama juga sedang mengembangkan 13 ma'had ali sebagai lembaga pendidikan tinggi dengan nuansa pesantren yang lulusannya setara dengan sarjana S-1.

Dalam mengelola dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam, Menteri Agama menekankan perlunya ditumbuh-kembangkan rasa cinta di lingkungan civitas akademika masing-masing. Rasa cinta dalam civitas akademika akan menyebabkan proses belajar mengajar akan lebih mudah dan memberikan manfaat yang lebih besar.

Menteri Agama mengaku khawatir dengan fenomena negatif yang muncul belakangan ini akibat menipisnya rasa cinta tersebut dalam dunia pendidikan. "Ketiadaan rasa cinta itu menyebabkan mahasiswa dan dosen saling berkelahi. Itu sesuatu yang tidak pernah ada dalam keilmuan Islam," katanya.